Minggu, 16 September 2012

Taksonomi Hewan Ordo Testudines

Kinosternon subrubrum dan Terrapene carolina merupakan spesies hewan kelas reptilia jenis kura-kura. Perbedaan yang dimiliki antara kedua hewan ini dapat membantu kita dalam mendeterminasi dan menentukan kedudukannya dalam taksonomi hewan khususnya dalam taksonomi hewan tingkat tinggi.

a. Kinosternon subrubrum
a.    Berdasarkan kelas
Kinosternon subrubrum termasuk ke dalam kelas reptil karena tubuhnya diselimuti oleh keping zat tanduk ataupun sisik. Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda yaitu hewan dengan empat tungkai (meski tidak semua memiliki empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) (sama halnya pada Kinosternon subrubrum). Ciri-ciri Kinosternon subrubrum sebagai hewan reptilia adalah seperti berikut :
·    Kulit bersisik kering.
·    Bergerak dengan melata (tubuh bagian dorsal mengenai permukaan yang dilalui)
·    Bernafas melalui paru-paru.
·    Bertelur
·    Berdarah dingin (suhu badan berubah mengikuti suhu lingkungannya).
b.    Berdasarkan ordo
Kinosternon subrubrum dimasukkan ke dalam ordo Testudines karena:
·    Tubuh tertutupi oleh karapak di bagian atas dan plastron di bagian bawah
Karapak dan plastron Kinosternon subrubrum memberi petunjuk yang sangat menolong mengenai bagaimana kura-kura tersebut hidup. Kebanyakan kura-kura darat memiliki tempurung yang besar dan berbentuk kubah yang membuat sulit bagi predator untuk menghancurkan tempurung diantara taring-taringnya.
·    Tidak memiliki gigi sehingga sebagai pengganti gigi, rahang atas dan bawah pada Kinosternon subrubrum dilapisi oleh deretan tulang yang keras.
c.    Berdasarkan famili
Kinosternon subrubrum termasuk  dalam famili Kinosternidae yakni suku kura-kura air tawar kecil dari Amerika. Sering disebut dengan sebutan Mud Turtle atau kura-kura lumpur karena habitatnya menyukai perairan dangkal dengan aliran air yang tenang dan dilengkapi dengan lumpur sebagai dasarnya.
d.    Berdasarkan genus
Berdasarkan penamaannya, maka Kinosternon subrubrum termasuk genus Kinosternon. Genus ini menyatakan bahwa spesies ini dapat bergerak di bagian dadanya (bagian tengah plastronnya). Genus Kinosternon sendiri mempunyai banyak species, diantaranya:
Kinosternon acutum         = Tabasco Mud Turtle
Kinosternon alamosae     = Alamos Mud turtle
Kinosternon angustipons     = Narrow-bridged Mud turtle
Kinosternon baurii         = Striped Mud turtle
Kinosternon creaseri         = Creaser's Mud turtle
Kinosternon dunni         = Dunn’s Mud turtle
Kinosternon flavescens     = Yellow Mud turtle
Kinosternon herrerai         = Herrera's Mud turtle
Kinosternon hirtipes         = Rough-footed Mud turtle
Kinosternon integrum         = Mexican Mud turtle
Kinosternon leucostomum     =White-lipped Mud turtle
Kinosternon longicaudatum     = Mud Turtle
Kinosternon oaxacae         = Oaxaca Mud turtle
Kinosternon scorpioides     = Scorpion Mud turtle
Kinosternon sonoriense     = Sonoran Mud turtle.
Kinosternon subrubrum     = Eastern Mud turtle
Berdasarkan keterangan dari nama-nama genus yang termasuk dalam genus Kinosternon, maka Kinosternon subrubrum merupakan kura-kura lumpur yang terdapat di daerah Amerika Timur (Eastern Mud Turtle)




e.    Berdasarkan spesies
Kinosternon subrubrum terdiri atas dua kata. Kata terakhir mengindikasikan nama spesiesnya. Kata subrubrum memiliki arti untuk bagian bawah yaitu plastron yang berwarna kemerahan (reddish plastron) Ciri – ciri lainnya dari Kinosternon subrubrum yaitu:
·    Memiliki 4 jumlah jari kaki yang berbeda dengan jumlah jari tangan (berjumlah 5)
·    Spesies ini memiliki kepala berwarna kehitaman dan tidak ada bercak yang berwarna
·    Rata-rata panjang karapak dewasa yaitu 7-10 cm
·    Memiliki double hinge (sendi berjumlah 2) pada plastronnya
·    Kinosternon subrubrum yang dewasa berkisar 4-8 tahun
·    Memakan serangga, moluska, berudu, udang
·    Kinosternon subrubrum yang jantan berukuran lebig besar dari pada betina dan memiliki kepala yang lebih besar dan kuku yang lebih tebal

3. Klasifikasi 
Kingdom    : Animalia
Phylum    : Chordata
Class        : Reptilia
Order        : Testudines
Family        : Kinosternidae
Genus        : Kinosternon
Species    : Kinosternon subrubrum

   
b. Terrapene carolina
a. Berdasarkan kelas
Terrapene carolina termasuk ke dalam kelas reptil karena tubuhnya diselimuti oleh keping zat tanduk ataupun sisik. Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda yaitu hewan dengan empat tungkai (meski tidak semua memiliki empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) (sama halnya pada Terrapene carolina). Ciri-ciri Terrapene carolina sebagai hewan reptilia adalah seperti berikut :
·    Kulit bersisik kering.
·    Bergerak dengan melata (tubuh bagian dorsal mengenai permukaan yang dilalui)
·    Bernafas melalui paru-paru.
·    Bertelur
·    Berdarah dingin (suhu badan berubah mengikuti suhu lingkungannya)
b. Berdasarkan ordo
Terrapene carolina dimasukkan ke dalam ordo Testudines karena:
·    Tubuh tertutupi oleh karapak di bagian atas dan plastron di bagian bawah
Karapak dan plastron Terrapene carolina memberi petunjuk yang sangat menolong mengenai bagaimana kura-kura tersebut hidup. Kebanyakan kura-kura darat memiliki tempurung yang besar dan berbentuk kubah yang membuat sulit bagi predator untuk menghancurkan tempurung diantara taring-taringnya.
·    Tidak memiliki gigi sehingga sebagai pengganti gigi, rahang atas dan bawah pada Terrapene carolina dilapisi oleh deretan tulang yang keras.
c. Berdasarkan famili
Emydidae adalah suku kura-kura akuatik dan semi akuatik yang hidup di air tawar di Eropa, Asia dan terutama di Amerika. Emydidae merupakan salah satu suku kura-kura terbesar dari segi jumlah anggotanya. Tidak ada spesiesnya di Indonesia kecuali dalam bentuk hewan introduksi sebagai hewan peliharaan.
d. Berdasarkan genus
Berdasarkan penamaannya, maka Terrapene carolina termasuk genus Terrapene. Genus ini menyatakan bahwa spesies ini hidup di daerah terrestrial.
e. Berdasarkan spesies
    Terrapene carolina terdiri atas dua kata. Kata terakhir mengindikasikan nama spesiesnya. Kata carolina menyatakan bahwa spesies ini ditemukan di North Carolina  yang merupakan daerah pusat reptil (state reptile). Spesies ini memiliki beberapa subspecies yaitu:
·    Eastern Box Turtle Terrapene carolina carolina
·    Florida Box Turtle Terrapene carolina bauri
·    Gulf coast box turtle Terrapene carolina major
·    Three-toed Box Turtle Terrapene carolina triunguis
·    Yucatan box turtle Terrapene carolina yucatana
·    Mexican Box Turtle Terrapene carolina mexicana

Ciri – ciri lainnya pada Terrapene carolina adalah:    
·     Memiliki 4 jumlah jari kaki yang berbeda dengan jumlah jari tangan (berjumlah 5)
·     Rahang spesies ini melengkung ke arah depan dan cenderung memiliki banyak bercak/garis-garis warna hitam dan warna kuning
·    Berbeda dengan jenis kura-kura lainnya yang juga memiliki sendi, sendi pada Terrapene carolina dapat saling mendekat/erat secara menyeluruh/sempurna
·    Berukuran 15-18 cm bagi yang dewasa
·    Karapak berbentuk kubah yang meninggi

3. Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Phylum    : Chordata
Class        : Reptilia
 Order        : Testudines
Family        : Emydidae
Genus        : Terrapene
 Species    : Terrapene carolina

SIMPULAN

1. Tiap spesies memiliki perbedaan berdasarkan ciri-ciri fisik yang dimilikinya. Perbedaan cirri fisik yang dimilikinya dapat digunakan sebagai petunjuk dalam menggunakan kunci determinasi.
2. Penamaan spesies diberi berdasarkan ketentuan atau cirri tertentu yang dimiliki oleh tiap spesies. Seperti Kinosteron subrubrum memiliki arti bahwa hewan ini dapat bergerak secara bebas karena adanya sendi di bagian dadanya (plastronnya) sehingga dalam bahasa latin dinamakan Kinosteron dan dinamakan subrubrum karena memiliki warna kemerahan di bagian plastronnya.
3. Penamaan Terrapene carolina juga didasarkan pada ciri-ciri fisik yang dimiliki oleh spesies ini. Kata Terrapene berarti hewan ini hidup di daerah terrestrial dan kata carolina berarti berasal dari North Carolina yang dikenal sebagai daerah pusat reptile.
4.   Bagian tubuh yang banyak dijadikan sebagai cirri perbedaan antara spesies yang satu dengan spesies yang lain (dalam hal ini untuk kura-kura) adalah bagian plastronnya. Plastron tiap spesies berbeda pada:
·    Jumlah keping zat tanduknya
·    Warna plastron
·    Bentuk tiap keping zat tanduk plastron
·    Letak sendi pergerakan
·    Jumlah sendi pergerakan
DAFTAR PUSTAKA

http://herpcenter.ipfw.edu herps@ipfw.edu
http://www.hiltonpond.org/ThisWeek050515.html.
http://www.reptilx.com/rxforum/viewtopic.php?f=47&t=23764
http://en.wikipedia.org/wiki/Eastern_box_turtle.
http://www.britannica.com/EBchecked/topic/186325/Emydidae.



Klasifikasi Dan Ciri Hewan Kelas Aves Berdasarkan Perbedaan Paruh Burung Dan Kaki Burung



1.    Lophura hoogerwerfi (Sempidan Aceh)
Klasifikasi
Kingdom    : Animalia
Phylum    : Chordata
Classis        : Aves
Ordo        : Galliformes
Familia    : Phasianidae
Genus        : Lophura
Species    : Lophura hoogerwerfi
Deskripsi Umum:
 
Lophura hoogerwerfi
Tubuh berukuran besar (± 40-50 cm), berwarna gelap. Betina mirip sekali dengan sempidan sumatera, hitam kebiruan mengilap dan tanpa jambul. Tetapi punggung lebih coklat, tubuh bagian bawah kurang coklat dan seluruhnya bercoretkan hitam. Terlihat lebih seragam tanpa pola sisik pada bulu tengah yang berwarna pucat yang terdapat pada sempidan Sumatera. Tubuh bagian bawah coklat kekuningan, tengorokan keputih-putihan, ekor hitam. Paruh abu-abu biru, kulit muka gundul merah, kaki biru tua. Kebiasaan hidup di pegunungan, dalam kelompok kecil dengan satu jantan dan beberapa betina. Dikenal dari Sumatera Utara di hutan pegunungan antara ketinggian 1200-2000 m. Status taksonomi belum pasti, oleh beberapa pakar mungkin dimasukkan sebagai ras dari Sempidan Sumatera

2.    Epimachus fastuosus (Paruh sabit Kurikuri)

Klasifikasi:

Kingdom    : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo        : Passeriformes
Famili        : Paradisaeidae
Genus        : Epimachus
Spesies    : Epimachus fastuosus

Deskripsi Umum:

 
Epimachus fastuosus
Paruh sabit Kurikuri atau dalam nama ilmiahnya Epimachus fastuosus adalah sejenis burung cendrawasih yang berukuran besar dari genus Epimachus. Burung ini memiliki paruh hitam melengkung seperti sabit dan berekor panjang. Burung jantan dewasa merupakan salah satu burung terbesar di antara burung cendrawasih. Jantan berukuran sekitar 110cm yang termasuk bulu ekor hiasan berwarna biru ungu dengan ujung runcing dan sangat panjang. Bulu bagian atas berwarna hitam keunguan, kepala dan punggung berwarna biru hijau, tubuh bagian bawah berwarna hitam, coklat, dan ungu di sekitar dagu dan leher, iris mata merah, kaki hitam keabuan dan bagian dalam mulut berwarna kuning terang. Pakan burung Paruh-sabit Kurikuri terdiri dari buah-buahan dan aneka serangga.





3.    Geopelia striata (perkutut)
Klasifikasi:

Kerajaan:    Animalia      
Filum:    Chordata      
Kelas:    Aves      
Ordo:    Columbiformes      
Famili:    Columbidae      
Genus:    Geopelia      
Spesies:    Geopelia striata   


Deskripsi Umum:
·    Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru keabu-abuan.
·    Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari sebelah kaki adalah 4. Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang. Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger.   
4.     Leucopsar rothschildi (Jalak Bali)
Klasifikasi:
Kingdom    : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo        : Accipitriformes
Famili        : Sturnidae
Genus        : Leucopsar
Spesies    : Leucopsar rothschildi

Deskripsi Umum:

Burung ini tidak lebih dari 25 cm, berbulu putih bersih dengan ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Bulu Sebagian besar bulu Jalak Bali berwarna putih bersih, kecuali bulu ekor dan ujung sayapnya berwarna hitam.Mata Mata berwarna coklat tua, daerah sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan warna biru tua.Jambul Burung Jalak Bali mempunyai jambul yang indah, baik pada jenis kelamin jantan maupun pada betina.
Kaki Jalak Bali mempunyai kaki berwarna abu-abu biru dengan 4 jari jemari (1 ke belakang dan 3 ke depan).Paruh Paruh runcing dengan panjang 2 - 5 cm, dengan bentuk yang khas dimana pada bagian atasnya terdapat peninggian yang memipih tegak. Warna paruh abu-abu kehitaman dengan ujung berwarna kuning kecoklatcoklatan.

5.     Cisticola juncidis (Cici padi)
Klasifikasi:
Kerajaan    : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo        : Passeriformes
Famili        : Cisticolidae
Genus        : Cisticola
Spesies    : Cisticola juncidis

Deskripsi Umum:
Cici padi adalah nama sejenis burung pengicau yang bertubuh kecil mungil. Di musim berbiak, burung jantan kerap terbang tinggi, naik turun dan berputar-putar di suatu tempat sambil berbunyi-bunyi khas untuk menarik perhatian betinanya. Suaranya dik-dik.. dik-dik atau zit-zit ..zit-zit berulangulang. Karenanya, dalam bahasa Inggris dinamai sebagai Zitting Cisticola.

Cisticola juncidis

Berukuran kecil, panjang tubuh dari ujung paruh hingga ujung ekor sekitar 10 cm. Sisi atas tubuh kecoklatan bergaris-garis atau bercoret kehitaman, sisi bawah tubuh agak pucat; lebih putih daripada Cici merah. Tungging kuning tua kemerahan dengan ujung ekor berwarna putih menyolok. Ekor kerap digerak-gerakkan menutup dan membuka serupa kipas, sehingga burung ini juga dinamai Fan-tailed Warbler. Alis putih, sisi leher dan tengkuk berwarna pucat. Iris mata coklat, paruh coklat, kaki putih sampai kemerahan. Menghuni padang rumput dan persawahan, terutama dekat air. Pemalu, jarang terlihat kecuali pada musim berbiak, di mana burung jantan sesekali keluar untuk memikat betinanya. Memangsa aneka jenis serangga, Cici padi lebih banyak menjelajah di sela-sela kerimbunan batang-batang rumput yang tinggi. Di Indonesia didapati di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Di Sumatra, Jawa dan Bali umum terdapat sampai ketinggian 1.200 m dpl.
6.    Cisticolidae prinia (ciblek)
Klasifikasi:
Kerajaan    : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo        : Passeriformes
Famili        : Cisticolidae
Genus        : Prinia
Spesies    : Cisticolidae prinia

Cisticolidae prinia
Burung kecil ramping, dengan panjang total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 13 cm. Hampir seluruh sisi atas badan berwarna coklat hijau-zaitun. Tenggorokan dan dada putih, perut dan pantat kekuningan. Sisi dada dan paha keabu-abuan. Ciri khasnya sayap dengan dua garis putih, serta ekor panjang dengan ujung berwarna hitam dan putih. Paruh panjang runcing, sebelah atas berwarna kehitaman dan sebelah bawah kekuningan. Kaki langsing dan rapuh berwarna coklat kemerahan atau merah jambu. Kebiasaan dan penyebaran Burung yang ramai dan lincah, yang sering ditemui di tempat terbuka atau daerah bersemak di taman, pekarangan, tepi sawah, hutan sekunder, hingga ke hutan bakau. Juga kerap teramati di perkebunan teh. Ekor yang tipis digerakkan ke atas saat berkicau. Mencari mangsanya yang berupa aneka serangga dan ulat, perenjak jawa berburu mulai dari permukaan tanah hingga tajuk pepohonan. Burung ini membuat sarangnya di rerumputan atau semak-semak hingga ketinggian sekitar 1,5 m di atas tanah. Sarang berbentuk bola kecil dianyam dari rerumputan dan serat tumbuhan.


7.    Cacatua alba (Kakak Tua Putih)

Klasifikasi:

Kerajaan    : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo        :
Famili        : Cacatuinae
Genus        : Cacatua
Spesies    : Cacatua alba

Deskripsi Umum:

Cacatua alba
Kakatua adalah kelompok burung yang mudah dikenali dari ciri fisiknya: paruh atas yang lebih membengkok dan kuat serta tipe jari kaki zygodactyl (dua jari ke depan dan dua mengarah ke belakang). Berbeda dengan paruh bengkok lain, kelompok kakatua memiliki jambul dan warna bulu dominan yang kurang beragam, seperti putih, hitam, abu, dan kombinasinya.

8.    Dinopium javaneuse (Burung Pelatuk)

Klasifikasi:

Kerajaan    : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo        : Piciformes
Famili        :
Genus        :Dinopium
Spesies    : Dinopium javaneuse

Deskripsi Umum:

Dinopium javaneuse

Burung pelatuk memiliki jari kaki sangat unik. Ada jenis pelatuk yang berjari kaki empat dan ada yang berjari tiga. Yang berjari empat memiliki susunan jari sama seperti betet, nuri, dan kakatua. Dua mengarah ke depan dan sisanya mengarah ke belakang. Yang berjari tiga memiliki susunan jari dua mengarah ke depan dan satu ke belakang. Kaki pelatuk memiliki kemampuan yang luar biasa dalam hal memanjat. Burung ini dapat berjalan pada batang pohon yang tegak lurus.


Tokoh  Ekologi
1.    Ernest Heinrich Haeckel  (1834-1919),
Seorang ahli biologi asal Jerman, yang tercatat dalam sejarah sebagai orang yang pertama kali menggunakan istilah ekologi pada pertengahan 1860-an.
Teori Haeckel :
a.    Haeckel membagi dunia hewan menjadi  2 kategori yaitu Protozoa sebagai hewan uniseluler dan Metazoa sebagai hewan multi seluler
b.    Hukum dasar  biogenetik: ontogeni mengikhtisarkan filogeni dimana suatu organisme dalam perkembangannya sebagian besar merupakan  contoh dari bentuk modifikasi  melalui suksesi organisme terdahulunya.

2.    Charles Sutherland Elton (1900 –1991)
Seorang ahli biologi asal  Inggris yang mendirikan prinsip-prinsip ekologi hewan modern, mengembangkan konsep rantai makanan, suksesi organisme, dan niche ekologi, di mana setiap spesies menempati posisi yang unik dalam komunitas ekologi.
Teori Elton:
a.    Memperhatikan pelestarian keanekaragaman hayati dan menekankan dalam mencegah kepunahan  seperti tertuang dalam bukunya “The Reasons for Conservation”.
b.    Karyanya yang lain,  ‘Animal Ecology’ tahun 1929, topik utama yang dibahas adalah signifikansi konsep fungsi relung, suksesi ekologi, dispersi ekologi, hubungan fluktuasi populasi hewan, termasuk hubungannya dengan habitat dan lingkungan fisik.

3.    Eugene Pleasants Odum (1913-2002)
Dikenal sebagai Bapak Modern Ekologi yang mempromosikan istilah Ekosistem sebagai dasar dari ekologi. Membahas tentang struktur dan fungsi alam, menyatakan bahwa ekosistem adalah unit dasar dari alam, keberagaman biologis meningkatkan ketahanan ekosistem, dan homeostatis memegang peranan penting dalam spektrum biologi.
Peranan Odum:
a.    Melalui hibah dana penelitian, Eugene Odum membuktikan bahwa batu karang di sepanjang lautan (dimana saat itu pemerintah U.S menguji coba senjata atom) mampu bertahan dalam keseimbangan dikarenakan adanya hubungan antara batu karang dengan sejumlah alga
b.    Eugene Odum gencar membuat tulisan yang menekankan pengaruh intervensi manusia terhadap ekosistem, dalam bukunya yang cukup berpengaruh berjudul, “Fundamentals of Ecology”.

4.    Johannes Eugenius Bülow Warming (3 November 1841 – 2 April 1924),
Berdedikasi untuk pada struktur vegetasi yang dipengaruhi faktor pembatas iklim dan tanah.
Teori Warming:
•    Dalam bukunya Plantesamfund, terdapat pengenalan terhadap semua bioma di alam.
•    Warming menjelaskan bagaimana alam menyelesaikan masalah yang sama (kemarau, banjir, dingin, dll) dengan cara yang sama, meskipun dengan kondisi yang  berbeda (spesies dari asal yang berbeda) di wilayah yang berbeda di bumi. Hal ini merupakan suatu hal yang luar biasa dimana secara keseluruhan berbeda dalam hal geografi flora.

5.     Christen Christensen Raunkiær (29 March 1860 – 11 March 1938)
Seorang ahli ekologi tumbuhan asal denmark, dan merupakan pionir pada ekologi tumbuhan,
Teori Raunkiær:
Kelimpahan relatif tumbuhan sesuai dengan daerah iklim bumi.

6.    Frederic Edward Clements (September 16, 1874 - July 26, 1945)
Seorang ahli Ekologi asal Amerika dan merupakan pionir dalam mempelajari vegetasi suksesi.
Teori Clement:
a.    Suatu vegetasi tidak menampilkan kondisi yang permanen namun secara bertahap berubah seiring waktu.
b.    Perkembangan vegetasi dapat dipahami sebagai suatu rangkaian yang serupa dengan perkembangan organisme. 

7.    Henry Chandler Cowles (1869-1939)
Seorang ahli biologi asal  Amerika Serikat, yang membahas tentang ekologi suksesi
Teori Cowles:
Pada proses suksesi  terjadi perubahan yang mengarah pada susunan struktur komunitas yang berakhir dari jarak waktu yang singkat ke menengah, membuktikan gambaran penyatuan yang menarik pada ekologi tumbuhan.

Refleksi
•    Perkembangan ekologi sebagai disiplin ilmu  diprakarsai oleh ilmuan-ilmuan  yang berdedikasi penuh di bidang ekologi seperi para tokoh ekologi hewan dan ekologi tumbuhan  
•    Mereka melakukan banyak perjalanan ke seluruh dunia dan melakukan penelitian di bidang ekologi.
•    Hasil pemikiran dan penelitian mereka  memiliki kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan ekologi hingga saat ini.


Kamis, 30 Agustus 2012

Hewan Unik

Induk Hewan yang Kejam Dalam Mengasuh Anaknya
1. Kumbang Penggali (Burying Beetle)
Ibu kumbang akan memberi makan setiap anak-anaknya, satu per satu. Namun ketika jumlah makanan habis, maka anak terakhir bukan hanya tidak mendapat jatah makan, namun juga akan dimakan hidup-hidup oleh ibunya.

Kumbang Penggali biasanya tinggal di dalam bangkai tikus. Dan ibu Kumbang selalu bertelur dengan jumlah lebih banyak dari jumlah makanan yang ada (bangkai tikus) maka untuk meningkatkan kesempatan bertumbuh yang lebih besar bagi semua keluarga, jumlah anak harus dicukupkan dengan jumlah makanan, bukan sebaliknya.

2. Panda
Ibu Panda hanya akan memelihara satu anak, jika dia memiliki lebih dari satu, maka yang lainnya akan ditinggal begitu saja di alam liar. Sementara ‘anak kesayangannya’ tumbuh sehat dengan asupan makanan yang cukup, sedangkan anak yang lainnya akan kurus kering tak berdaya.

Ibu Panda memang tidak mungkin menyediakan makanan untuk anak yang kedua atau setelahnya, jadi selama 8-9 bulan pertama (setelah itu anak panda bisa mencari makanan sendiri), anak-anak panda yang tidak dapat makanan cukup (termasuk ASI) harus bertahan hidup sendiri, jika tidak bisa pastilah mereka akan mati.

3. Hamster

Ibu Hamster sering memkan anaknya sendiri. Ibu Hamster biasa melahirkan beberapa anak, jika ada anak yang tidak sempurna (cacat) atau dianggap tidak lolos ‘quality control’ akan dimakan hidup-hidup, bisa juga disebabkan jika jumlah makanan yang tersedia dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan anak-anaknya.

4. Elang Hitam
Ibu Elang biasanya membiarkan ketika anak-anaknya bermain-main di sarangnya, walaupun sering kali permainan itu bisa mengakibatkan kematian bagi salah satu anaknya.
Jumlah makanan yang tersedia terkadang tidaklah banyak, dan sulit didapat. Maka dari itu ibu Elang membiarkan permainan berbahaya ini, sebagai ujian agar, anak-anak yang kuatlah yang bertahan.

5. Kelinci
Ibu Kelinci akan langsung meninggalkan anak-anaknya di lubang setelah mereka dilahirkan, dan selama 25 hari pertama, sang ibu hanya akan ‘menengok’ dan memberi makan anaknya tak lebih dari 2 menit per hari.
Anak kelinci merupakan makanan empuk dan menggiurkan bagi para pemangsa, maka dari itu sang ibu selalu berusaha agar lubang tempat tinggalnya rahasia, caranya dengan sesedikit mungkin waktu yang dihabiskan di dekat lubangnya. Setelah 25 hari barulah anak-anak kelinci bisa mencari makan sendiri.